BLUSUKRIDE - TULUNGAGUNG

Perjalanan ke Tulungagung berbeda dengan perjalanan sebelumnya, sebelumnya kami menggunakan kereta api sebagai transportasi antar kota tapi pas mau ke Tulungagung kami bersepeda. Sebenarnya kami sudah naik kereta api tapi pas sampai distasiun kepanjen kami diturunkan oleh kondekturnya dengan alasan kalau sepeda kami ga boleh masuk kereta dan harus pakai jasa ekspedisi buat ngirim sepeda kami. Aneh, dengan bukti peraturan dari website PT.KAI kami tetap kalah. Jadi peraturan setiap kereta api berbeda tergantung kondekturnya. Terima kasih pak kondektur.
Jadi kami memutuskan untuk bersepeda saja menuju Tulungagung dengan tidak tahu jalan yang dilalui seperti apa. Setelah rakit sepeda dan siap-siap kami berangkat dari stasiun kepanjen jam 2 siang.
Parkitan Indomaret dengan cuaca yang sejuk
Setelah beberapa puluh kilometer kami beristirahat di Indomaret buat beli minum dan cemilan, beruntung cuaca saat kami bersepeda sangat sejuk. Sebelum melanjutkan perjalanan, groufie dulu
Foto dulu sebelum berangkat
Ga tau jarak antara Kepanjen sampai Tulungagung, yang penting jalanin aja dulu. Tetap semangat
Sawah, sawah dan sawah dimana-mana
Berhenti sejenak dimana?lupa ini pokoknya diseberang jalan ini ada lapangan sepak bola yang dipake latihan sekolah sepak bola gt. Pemandangan sejuk kiri-kanan jalan sawah tapi banyak truk gede dan jalan yang menanjak terus. 
Siap berangkat
Myngkin istrihat 5-10 menit langsung bersiap melanjutkan perjalanan soalnya hari mulai gelap. Ini poto terakhir dipejalanan menuju Tulungagung, karena medannya tanjakan dan turunan jadi susah mengeluarkan kamera. Memasuki kota Tulungagung jam 8 malam dengan kondisi sangan gelap, minim penerangan dan jalan yang kecil. Seperti jalanan kota-kota di Banjarmasin. Ternyata setelah masuk kota Tulungagung jarak rumah Nove lumayan jauh sekitar 20 kilometer lebih, jadi sampai di rumah noven jam 9 malam, ga berani ngebut karena kondisi badan yang sudah cape dan kondisi penerangan yang tidak memadai.

Welcome to Tulunagung
Di tulungagung ga ada komunitas yang didatengin, cuma mengantar nove pulang kerumah dia. Jadi untuk beberapa hari kedepan menjadi recovery days untuk kami. Setelah sampai kami istirahat dan tidur dengan nyenyak.
Agenda hari pertama di Tulungagung adalah menuju Shelter, apa itu Shelter? Cafe dengan konsep yang sangat bagus, etnik, vintage, keren banget deh pokoknya dan yang paling penting harga bersahabat. Owner dari Shelter adalah Mas Pungky dan Mas Ferry, mereka adalah pesepeda juga, Mas Pungky adalah founder FNR Malang. 
Saat sampai di sambut tulisan ini

Shelter

Cafe dengan konsep yang sangat keren
Ga banyak kegiatan kami di Tulungagung. Nove ngajak ke hidden paradisenya Tulungagung, pantai sanggar. Perjalanan menggunakan motor ke Pantai Sanggar sekitar satu jam lebih terus jalan kaki sekita satu jam. Jalan kaki melewati beberapa bukit yang lumayan curam jadi mantep dah perjalanan ini, pesan saya kalo kalian kesini bawa minum banyak-banyak dan disini kalo mandi dipantainya ga ada tempat bilas.
Bukit-bukit saat diperjalanan
Pantaaaaiii

Mengubur nove
Di Pantai cuma sebentar, setelah habis semua bekal yang kami bawa kami siap-siap pulang soalnya sudah sore juga mana awan mendung mulai menghitam. Oh iya kami disini main pasir, mandi dan lari-larian ga jelas haha dan pulang dengan badan yang lengket karena ga bilas. Nikmatin jalan kaki selama satu jam dengan badan lengket. Belum sampai dirumah anak-anak Pitangker Malang ngabarin kalo mereka berangkat ke Tulungagung. Jadi malam ini ngumpul sama anak-anak Pitangker dan kayanya malam ini nginep di Shelter
Ekspresi sejuta arti

Bangun tidur ditemani tea pot Shelter

Bagian depan Shelter

Ingat ini bagian depan Shelter
Keluar dari Shelter kami menuju stasiun kereta di Tulungagung sama Mas Pungky sekalian makan sate kambing yang terkenal di Tulungagung. Letak warung satenya didepan stasiun tapi harganya lumayan mahal ya namanya juga sate kambing.

Next Solo

// POPULAR POSTS